
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digencarkan oleh pemerintah menjadi salah satu inisiatif strategis dalam upaya menyehatkan generasi muda Indonesia. Di Jawa Tengah, program ini bukan sekadar jargon atau pencitraan politik, melainkan wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam mencetak generasi unggul yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi. Sejak diluncurkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk memastikan distribusi makanan bergizi tidak hanya merata, tetapi juga tepat sasaran dan berkualitas.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menempatkan program ini sebagai prioritas utama dalam agenda pembangunan sumber daya manusia. Bukan tanpa alasan, tingginya angka stunting dan gizi buruk di sejumlah wilayah menjadi alarm keras bahwa intervensi yang sistematis dan berkelanjutan sangat dibutuhkan. Melalui MBG, pemerintah daerah ingin menjawab tantangan itu dengan solusi konkret.
Langkah strategis Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, dalam memimpin Kelompok Kerja Percepatan Pelaksana Program MBG menjadi bukti keseriusan Pemprov dalam mengawal program ini. Ia tidak hanya menjalankan peran administratif, tetapi juga aktif menjalin kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung seperti dapur MBG dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Hingga saat ini, Jawa Tengah telah memiliki 129 SPPG, jumlah terbanyak kedua di Indonesia. Namun tantangannya belum usai. Untuk memenuhi kebutuhan sekitar 8 juta penerima manfaat, setidaknya 3.470 dapur MBG masih perlu dibangun. Skala ini mencerminkan kompleksitas pelaksanaan di lapangan, namun juga membuka peluang besar untuk membangun ekosistem pangan lokal yang kuat dan mandiri.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah tidak bekerja sendirian. Taj Yasin mengajak sekolah, pesantren, pelaku usaha, koperasi petani dan peternak, hingga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk turut ambil bagian. Melalui sinergi ini, dapur MBG tidak hanya menjadi titik distribusi makanan, tetapi juga penggerak ekonomi lokal. Petani dan peternak mendapatkan pasar tetap, BUMDes memperoleh peran strategis dalam rantai pasok, dan masyarakat sekitar ikut merasakan manfaat langsung dari program ini.
Salah satu contoh nyata keberhasilan implementasi MBG terlihat di SMPN 12 Semarang. Sejak Januari 2025, sekolah ini telah menyalurkan 797 porsi makanan bergizi setiap hari untuk siswa kelas 7 hingga 9. Di bulan Ramadhan, menu disesuaikan dengan kebutuhan kalori saat sahur dan berbuka, seperti roti, energen, telur rebus, kurma, dan buah. Respons dari para siswa pun sangat positif. Selain merasa lebih bertenaga untuk belajar, mereka juga merasakan penghematan uang saku yang signifikan.
Kepala SMPN 12 Semarang, Rini Rusmiasih, menyampaikan bahwa program ini membantu meningkatkan konsentrasi dan partisipasi belajar siswa. Meski tidak disampaikan dalam bentuk kutipan, catatan sekolah memperlihatkan adanya perubahan positif dalam pola konsumsi dan kesehatan para siswa. Hal ini menunjukkan dampak langsung MBG terhadap kualitas pendidikan.
Dalam aspek pengawasan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang untuk menjamin keamanan makanan. Quality control dilakukan secara berkala, disertai evaluasi yang melibatkan berbagai pihak terkait. Upaya ini memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi siswa dan santri aman, bergizi, dan sesuai standar kesehatan.
Pembangunan dapur SPPG di Kutorejo, Mojokerto, menjadi contoh lain komitmen inklusif MBG. Dapur yang dirancang untuk melayani hingga 3.000 porsi ini akan menyuplai makanan untuk siswa dan santri Pondok Pesantren Teknologi Alhidayah. Fakta bahwa program ini menjangkau wilayah pesantren dan pedesaan mempertegas bahwa MBG tidak hanya fokus pada kawasan urban, tetapi juga menjangkau kelompok-kelompok yang selama ini rawan terpinggirkan dari layanan gizi berkualitas.
MBG di Jawa Tengah adalah gambaran program yang ditangani dengan pendekatan menyeluruh dari aspek nutrisi, distribusi, pengawasan mutu, hingga pemberdayaan ekonomi lokal. Program ini bukan sekadar membagikan makanan gratis, melainkan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jika dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan, MBG akan menjadi pondasi penting dalam mencetak generasi emas yang bebas stunting, sehat, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Dengan semua komponen ini, masyarakat Jawa Tengah diundang untuk turut serta mendukung dan mengawasi jalannya Program MBG. Dukungan dari orang tua, pendidik, pelaku usaha, serta komunitas lokal akan memperkuat ekosistem pelaksanaan di lapangan. Saatnya kita bersama-sama memastikan bahwa generasi penerus bangsa tumbuh dengan asupan gizi yang layak dan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka. Mari dukung Program Makan Bergizi Gratis sebagai langkah nyata membangun masa depan yang lebih sehat dan cemerlang.